Jumat, 18 Oktober 2019

palembang berselimut kabut

tak ada lagi kuhirup udara segar di pagi hari
tak ada lagi sinar mentari pagi yang masuk ke dalam kamarku
karena aku tak berani membuka jendela kamarku
karena yang akan masuk bukanlah sinar matahari yang menyehatkan
tapi asap yang memenuhi ruangan kamar
      pintu rumah tak lagi terbuka di pagi hari
      tak ada lagi kulihat ayah membawa anaknya berjalan di pagi hari
      untuk sekedar jalan pagi menghirup udara yang segar
      yang ku lihat setiap orang menggunakan masker
      anak-anak di kurung di dalam rumah, bermain di rumah
      tak lagi kulihat anak-anak bermain di taman bersama teman-temannya
saat ini yang kami hirup hanyalah asap bakaran
yang sangat-sangat menyesakkan dada kami
saat ini yang kami rasakan panasnya api bakaran
yang terkadang terasa di kulit kami
     kami rindu udara segar..
     kami rindu turunnya hujan yang membasahi tanah ini
     kami rindu......
tuhan, sampai kapan ini akan berakhir
sampai kapan kabut asap ini menyelimuti bumi sriwijaya
kasihanilah kami ya tuhan....
jika, doa kami masih mengguncang langitmu
jika, doa kami masih bisa engkau dengar..
maka, dengarlah doa dari hamba-hamba-Mu
yang terkadang lalai dari rasa syukur
semoga Engkau masih menyayangi kami
semoga Engkau masih mendengar rintihan kami
semoga Engkau masih mendengar doa kami
bahasilah bumi ini....
terangilah langit ini....
dengan anugrah hujan-Mu....

Rabu, 01 Juni 2011

Rindu Ayah by resy


Rindu Ayah


Pertanyaanku

Cerita ini adalah kisah nyata yang mungkin ada di sekitar kita atau bahkan kita adalah bagian dari cerita ini. Cerita ini ku buat untuk mengetuk hati ayah-ayah yang begitu tega meninggalkan buah hatinya sendiri dalam kerinduan kasih sayang sang ayah. Cerita ini kubuat untuk mengetuk hati sang ayah yang begitu keras seperti batu.

Aku adalah seorang anak yang merindukan kasih sayang ayah. Aku dibesarkan oleh seorang ibu , ibu yang hebat dan kuat. Ibu yang mampu menjadi ibu sekaligus ayah bagiku. Ayahku meninggalkan aku dan ibu, saat aku berusia 3 tahun, tanpa alas an yang jelas. Dulu aku tak begitu ingin tahu semua ini. Tapi semakin bertambah usiaku dan aku merasa iri dengan teman-temanku. Yang memiliki keluarga yang utuh, dan entah mengapa aku merindukannya. Merindukan kasih sayang seorang ayah. Aku rindu tuk bersenda gurau bersama tentang semuanya. Ayah meninggalkanku saat aku benar-benar butuh sosok seorang ayah yang selalu ada buatku. Aku benar-benar tidak mengenal ayahku, fotopun tak ada. Bagaimana aku bisa membayangkan dia.

Dan sore itu, disaat ibu sedang duduk santai di teras depan rumahku. Aku berjalan mendekatinya, dan menyentuh pundaknya. Ada ragu dalam hatiku untuk membuka tabir siapa diri ini, tapi aku harus melakukan semua ini. Karena aku merasa sudah waktunya aku tahu semua ini, walaupun cerita yang akan ku dengar akan teramat pahit nantinya, dan aku telah menyiapkan semuanya dengan baik. Ada perang batin dalam diriku, tapi inilah aku. Aku ingin mengungkapkan semua pertanyaan yang telah tersimpan rapi dalam hatiku. Dan ini obrolanku dengan beliau;

Anak : ibu…..

Ibu : ya, fandi (jawabnya)

Oya, aku lupa tuk mengenalkan diriku. Namaku Muhammad Fandy, sekarang aku duduk di kelas 2 SMK Riau.

Fandi : maaf menggangu waktumu ibu, sepertinya ibu sedang asyik menikmati suasana sore ini..

Ibu : oh, tidak fandi, kemarilah dan duduk di sebelah ibu, kita sama2 menikmati sore ini..

Ibu : ada apa anakkku, sepertinya ada sesuatu yang ingin kau katakan pada ibu

Ibu : ada masalah di sekolahmu, atau kamu sedang ada masalah dengan teman2mu

Fandi : tidak ibu, semuanya baik-baik saja, sekolahku lancar dan teman-temanku menyenangkan

Ibu : lalu, apa yang ingin kau ceritakan pada ibu, sepertinya ada sesuatu yang kau risaukan, semua

Tergambar jelas di raut wajahmu anakku..

Itulah naluri seorang ibu, dia bisa melihat dengan jelas kerisauan dari wajah anaknya, tanpa harus memulai semuanya.

Fandi : ibu maafkan aku, jika apa yang ingin ku tanyakan saat ini adalah sesuatu yang akan membuatmu bersedih..

Ibu : ada apa anakku, belum cerita kamu sudah minta maaf…, tapi, ibu janji ibu akan baik-baik saja

Fandi : ibu janji

Ibu : ya, sayang ibu janji

Ibu : sekarang bagilah resahmu anakku

Aku sedikit ragu untuk memulai, karena akan terjadi sesuatu setelah semua resahku terungkap. Tapi, aku harus tahu semua.. maafkan aku ibu..

Ibu : ayolah anakku, apa yang ingin kau ceritakan

Fandi : apakah ayah masih ada bu?

Ibu : sejenak ibu terdiam (menatapku dengan tatapan yang entah apa arti tatapannya)

Beberapa saat mata itu menatapku dalam diam dan hening. Ada bulir-bulir air mata yang sepertinya tertahan yang suatu saat siap tuk jatuh ke pipinya yang mulai terlihat tua.

Fandi : ibu, maafkan aku… tak ada maksudku tuk membuatmu bersedih

Ibu : (ibu masih terdiam, dan sepertinya mulai kembali menata semuanya dengan baik dan siap tuk menjawab semuanya)

Ibu : tak ada yang perlu di maafkan anakku, dan kau tidak salah atas semua ini

Ibu : kau berhak bertanya tentang semuanya, dan aku tahu suatu saat kau akan bertanya tentang dirimu, kau sudah dewasa sekarang, dan mungkin inilah saat yang tepat untukmu…

Ibu : ayahmu masih ada nak, dan sekarang dia telah punya hidupnya sendiri

Fandi : dimana bu? Tanyaku? Apakah ia tahu tentangku….

Ibu : ayahmu di Palembang, ia tahu tentangmu tapi tak peduli padamu

Fandi : mengapa bu? Mengapa ia membiarkan kita seperti ini?

Ibu : entahlah nak, sampai saat ini ibu juga tak mengerti mengapa semua ini ayahmu lakukan pada

Kita

Fandi : apakah ayah tidak menginginkan aku ada di dunia ini dan menjadi bagian dari kehidupannya bu…., hingga dia pergi meninggalkanku seperti ini

Fandi : aku iri pada teman-temanku yang begitu bahagia punya ayah

Fandi : tiba-tiba air mataku jatuh,…

Fandi : lihat, adik kecil yang ada di depan rumah kita bu .., adik itu main bersama ayahnya, dia begitu bahagia bisa bermain bersama ayahnya…

Fandi : aku, merindukan ayah ibu, aku ingin seperti adik kecil itu

Ibu, tanpa menjawab semua pertanyaanku, dia hanya diam dan membiarkanku menceritakan semua resahku yang selama ini terpendam. Dan setelah kurasa cukup semua yang telah ku ungkapkan, aku diam sejenak. Dan saat itulah ibu menjawab semuanya

Ibu : tidak ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya sayang

Ibu : ayahmu menyayangimu tapi dengan caranya yang berbeda

Ibu : kita tak pernah tahu bagaimana caranya menyayangimu..

Fandi : ibu berbohong, ibu hanya ingin menyenangkan hatiku kan (jawabku)

Fandi : kalau memang ayah menyayangiku, kemana dia saat aku membutuhkannya

Fandi : kemana ia, saat teman-teman ku menghinaku, bahwa aku tak punya ayah

Fandi : kemana ibu!!!!!!

Tiba-tiba aku benar-benar marah pada keadaan ini, pada jalan hidupku, dan mungkin pada ayah dan ibuku..

Fandi : apakah ia pernah bertanya, bagaimana keadaanku, bagaimana dengan sekolahku, apa cita-citaku, apakah pernah bu???...

Fandi : (dan aku tersenyum sinis) dan menjawab sendiri pertanyaanku..

Fandi : tidak pernah ada pertanyaan itu kan bu…, dia tidak pernah menghubungi ibu kan?

Fandi : sepertinya aku benar-benar tidak ia harapkan…

Dan akupun pergi meninggalkan ibu yang masih terdiam, aku berlari menuju kamarku dan menutup kamarku, aku ingin sendiri saat ini…. Dan dalam hati aku berkata (maafkan aku ibu).

Ibu : fandi…, bisa tolong buka pintunya nak…

Fandi : maaf ibu, tidak saat ini, aku ingin sendiri ….

Ibu : kamu marah sama ibu..

Fandi : tidak bu, aku memaklumi keadaan ini, hanya saat ini izinkan aku untuk menyendiri

Fandi : masih banyak waktu ibu..

Dan ibupun meninggalkanku sendiri, beliau berjalan menuju kamarnya. Mencoba tuk menenangkan hati dan fikirannya malam ini tuk kembali menatap hari esok.

Pagi ini, langit begitu cerah. Burung2 bernyanyi menyambut hari ini, dan sepertinya aku merasa lebih baik pagi ini. Aku membuka jendela kamarku, menghirup udara segar di pagi ini. SUBHANALLAH…. Terimakasih YA ALLAH, atas nikmat hidup yang kau berikan padaku. Dan aku kembali tersenyum menyambut pagi ini dengan segala harapan pasti. Dan aku melupakan sejenak cerita tadi malam.

Krek… aku membuka kamarku dan aku melangkah keluar menuju kamar mandi tuk mencuci mukaku. Hari ini hari minggu,jadi waktunya tuk di rumah. Hmmm...., kira-kira mau ngapain ya?. Saat aku berjalan menuju ke kamar mandi, ada aroma wangi tercium dari dapur, hmmm......wangi sekali dan sepertinya membuatku lapar.

Fandi : pagi bu, (sapaku pada ibu yang sedang asyik memasak)

Ibu : pagi fandi, gmn tidurnya td malam? (tanya ibu)

Fandi : nyenyak bu (jawabku)

Fandi : wangi sekali bu masakannya, sepertinya enak tuh ( godaku pada ibu)

Ibu : ya nih, wangi ya sampe2 kamu bangun karena mencium aroma masakan ibu,

Fandi : aku hanya tersenyum

Ibu : cuci muka dan sikat gigi dulu

Fandi : ya bu....

Selesei aku mencuci muka dan sikat gigi, ibu sudah menungguku di meja makan

Ibu : ayo fandi sarapan

Fandi : ya bu..

Ibu : ibu buatkan nasi goreng kesukaanmu dan telur dadar

Fandi : makasih bu….

Sejenak kami melupakan obrolan tadi malam, dan aku kembali membuka percakapan

Fandi : bu, hari senin besok fandi dah mulai semesteran

Ibu : oya, udah siap blm untuk semesteran?(Tanya ibu)

Fandi : siap tidak siap ya harus siap donk(jawabku sambil tersenyum)

Ibu : kamu harus belajar yang rajin ya, agar nilaimu tetap bagus

Fandi : pasti donk bu,fandi janji tidak akan mengecewakan ibu

Ibu : nah, itu baru anak ibu...

Fandi : dan akupun beranjak dari tempat dudukku, melangkah mendekatinya dan berucap (Fandi sayang ibu)

Ibu : ya sayang, ibu juga sayang fandi,ibu bertahan hanya untuk kamu

Ibu : ayo di habiskan nasi gorengnya

Fandi : oke bu…

Rencana Liburan

Jam menunjukkan pukul 10.00, semua pekerjaan rumah telah selesai aku kerjakan, sejenak pikiranku berjalan, kira-kira aku akan kemana hari ini,untuk menghabiskan hari minggu ini. Tiba-tiba aku teringat kepada kawanku untuk menghabiskan waktu libur hari ini, karena esok aku akan fokus pada semesteran. Aku beranjak ke kamar tuk bersiap2 berangkat.

Fandi : bu, fandi berangkat ya...

Ibu : mau kemana fandi (Tanya ibu)

Fandi : ada janji dengan teman, bu

Ibu : oya, ati2 di jalan ya nak

Fandi : oke bu..

Aku berjalan ke luar rumah, menghidupkan motorku lalu berangkat menuju rumah temanku. Kira-kira 15 menit aku telah sampai di halaman rumahnya. Dan ku lihat dia telah duduk menungguku di teras rumahnya. Dan aku berjalan mendekatinya..

Fandi : assalammualaikum,

Fajar : wa’alaikum salam

Fajar : mari masuk fandi...

Fandi : oke, aku belum terlambat kan?

Fajar : tenang, kamu datang tepat waktu kok ..

Fandi : hehehehe......

Fajar adalah sahabatku, kita berteman dari SD, semuanya berbagi. Bagiku dia bukan hanya teman, tapi lebih dari teman. Dan keluarganya adalah keluargaku. Keluarga Fajar tidak mempermasalahkan tentang keadaanku. Mereka menerimaku sebagai keluarga. Dan ayahnya Fajarpun menganggapku sebagai anaknya. Inilah keluargaku keduaku. Kehangatan dan keramahan keluarga inilah yang membuatku merasa begitu nyaman berada di antara mereka.

Fandi : kok sepi jar (tanyaku)

Fajar : o.. Papa & Mama sedang keluar ke pasar, klo Nisa hari libur pergi ke tempat kakek

Fandi :oooo....., jadi kemana acara kita hari ini?

Fajar : kamu punya ide gak? (tanya fajar padaku)

Fandi : hmmmm, kemana ya??????

Fajar : (tiba – tiba fajar menemukan ide), kita ke danau yuk

Fandi : oke….

Fajar : bi…..(fajar memanggil bibi)

Bibi : ya…. (jawabnya)

Fajar : saya pergi dulu ya ma fandi, tlg bilangin ke papa dan mama ya….

Bibi : ya, mas…..

Kami pun berjalan mengelilingi kota Pekan Baru, dan sampai lah ke danau yang di maksud Fajar. Danau ini adalah danau tempat kami selalu menghabiskan waktu tuk berbagi cerita tentang sekolah, keluarga atau masalah - masalah lain yang perlu untuk berbagi. Aku memarkirkan motorku dan kami berjalan ke tepi danau. Di sekitar danau itu banyak pohon-pohon rindang dan tempat-tempat duduk yang telah disediakan. Banyak muda-mudi yang kami temui di sini.

Fajar : kita duduk di sini aja fandi,

Fandi : ya, tapi bentar ya.. aku beli minum ..

Fandi : kamu mau minum apa jar?

Fajar : aku titip teh botol ya ndi’

Fandi : baiklah ….

Aku membeli 2 teh botol dan sedikit makanan ringan (kacang, dan beberapa snak).

Fandi : ini minuman dan beberapa snack jar

Fajar : makasih ya,

Fandi : sama-sama jar…

Kami menikmati minuman dan beberapa makanan kecil yang tadi aku beli, dan aku membuka obrolan...

Fandi : jar, nanti habis semesteran kamu mau liburan kemana?

Fajar : entahlah ndi, aku belum kepikiran buat liburan

Fajar : kalaupun liburan, ya..paling ke tempat tante di Batam, kamu sendiri gimana? (tanya fajar padaku)

Fandi : entahlah jar, aku juga tidak tahu, kemana masa liburan nanti akan ku habiskan, mungkin di rumah membantu ibu di toko (jawabku)

Fandi : aku ingin liburan, tapi aku sendiri tidak tahu kemana?

Fandi : aku ingin mencari ayah jar?

Fajar : (sejenak fajar terkejut akan pernyataanku), apa? Kamu mau cari kemana ndi

Fandi : entahlah aku sendiri tidak tahu jar?

Fajar adalah temanku satu-satunya yang tahu bagaiman cerita hidupku dan menerimaku dengan segala keberadaanku begitupun keluarganya.

Fajar : kamu tahu dimana ayahmu sekarang? (tanya fajar)

Fandi : tidak, aku tidak tahu jar

Fandi : yang aku tahu, ayahku telah memiliki keluarga lagi, itu cerita ibu padaku

Fajar : kapan ibu cerita?

Fandi : kemarin sore, aku memberanikan diri tentang semuanya, tentang diriku, tentang ayah

Fajar : lalu apa yang terjadi?

Fandi : ibu menceritakan semuanya jar, semua tentang ayah

Fandi : dan kau tahu mengapa aku benar-benar ingin berjumpa dengan ayah, karena aku ingin bertanya, mengapa ia melakukan semua ini pada kami.

Fajar : apakah ibumu akan mengizinkan ndi?

Fandi : entahlah jar? Aku hanya berharap ibu mau mengerti keinginanku

Fajar : hmmmm, kamu lihat di akte kelahiranmu, pasti ada tempat dimana kamu dilahirkan, dari sana kamu akan tahu dimana ayahmu berada?

Fandi : kamu benar jar, mengapa tak terfikirkan olehku,hmmmm kadang-kadang temanku yg baik ini terlihat cerdas ya? (ledekku pada fajar)

Dan kami pun tersenyum....

Tak terasa hari telah mulai siang, dan kami pun beranjak dari tempat itu, dan kembali pulang. Cukup acara kami hari ini dan setidaknya fikiran dan hatiku telah cukup tenang. Dan aku akan melupakan sejenak masalah ini dan fokus pada ujian semesterku. Karena aku telah berjanji pada ibu, nilaiku harus tetap bagus.

Dan ketika aku sampai di rumah, aku tidak menjumpai ibu di rumah. Mungkin ibu ke toko... dan aku langsung masuk ke kamarku untuk istirahat siang. Inilah kegiatanku dihari libur, jika tidak membantu ibu toko, aku menikmati libur di rumah. Sebelum ku rebahkan tubuhku, aku teringat pesan sahabatku (fajar) untuk mengetahui dimana asal-usulku. Aku membuka akte lahirku dna di sana tertera dengan jelas kota kelahiran beserta nama ayah. Dan ternyata aku dilahirkan di kota Palembang. O..... jadi palembang kota kelahiranku berarti ayahku juga dari sini. Itulah yang terfikir di otakku saat ini. Dan biarlah semua kusimpan sendiri, nanti setelah semuanya tenang aku akan kembali bertanya pada ibu. Dan aku kembai merebahkan tubuhku dan memejamkan mataku, mencoba tuk tidur.

Satu minggu sudah semesteran selesei, dan kini waktunya bersantai. Tidak ada acara apapun di sekolah sambil menunggu pembagian rapor. Hanya datang ke sekolah, kumpul2 bersama temen2. Dan tiba-tiba aku teringat akan kembali rindu pada ayah dan sejenak ku berfikir.. mengapa tidak sekarang saja aku mencari ayah. Mencoba kembali bertanya pada ibu, dan aku berharap ibu akan menjawab semuanya.

Aku menunggu saat yang tepat untuk utarakan maksudku, karena aku tidak ingin melihat ibu kembali bersedih. Dan malam ini, selesai makan malam. Kami duduk di ruang tengah menikmati acara TV, walaupun sebenarnya aku enggan tuk menonton acara TV, yang menurutku hanya itu-itu saja. Aku mencoba mencari waktu yang tepat tuk memulai percakapan ini. Dan... tiba2 ibu lebih dulu bertanya padaku

Ibu : gimana ulangan semesterannya fan,,,

Fandi : alhamdulillah semuanya berjalan lancar bu, fandi telah berusaha semaksimal mungkin

Dan fandi berharap hasilnya akan seperti yang fandi harapkan

Fandi : oya, sekarangkan lagi masa liburan bu.. sambil menunggu pembagian rapor, ke

Sekolah hanya datang, kumpul dan main bersama temen2...

Ibu : terus... (tanya ibu)

Fandi : fandi, mau liburan bu... boleh gak?

Ibu : boleh, mau liburan kemana? Sama siapa?

Fandi : hmmmm..... fandi, mau ke palembang ibu..., bolehkah?

Ibu : kenapa ke palembang?

Fandi : fandi, ingin ketemu ayah...

Spontanitas ibu terkejut mendengar pernyataanku, dan tidak pernah terbayang dalam fikirannya kalau aku benar-benar ingin bertemu dengan ayah.

Ibu : darimana fandi tahu kalau ayah ada di Palembang

Fandi : dari akte kelahiran fandi ibu (jelasku)

Ibu : iya kalau ayahmu ada di palembang, kalau tidak?

Fandi : kalaupun tidak ketemu ayah tapi setidaknya kelauarga ayah kan ada ibu, aku ingin mengenal mereka. Hanya itu.. dan jika ayah telah memiliki keluarga itu bukan masalah untuk fandi, tapi setidak ia tahu kalau fandi ini juga bagian dari hidupnya, hanya itu ibu.. apakah semua ini berlebihan?

Fandi : jika ibu berfikir fandi akan menuntut semuanya dari ayah, ibu jangan khawatir, itu tidak akan fandi lakukan, karena jika ia tahu apa kewajiban dan tanggung jawab sebagai orang tua apalagi seorang ayah, ia akan menyadari semuanya ibu. Ibu pecaya, semuanya akan baik-baik bu, ini janji fandi pada ibu.

Ibu hanya dia mendengar semua ucapanku dan ku pun hanya membiarkan semuanya hening sampai pada waktunya ibu memulai semuanya..

Ibu : baiklah fandi, jika itu telah menjadi tekatmu..., ibu tidak akan menghalangimu. Karena saat ini atau nanti, kau harus tahu siapa dirimu sebenarnya, siapa ayahmu

Fandi : jadi... fandi boleh kepalembang dan mencari ayah ?

Ibu tersenyum padaku. Dan akupun memeluk dan mencium tangannya dan berucap. Terimakasih ibu..., akhirnya engkau mengizinkanku....

Entah apa yang berkecamuk di hatiku saat ini, ada rasa gembira dan juga resah. Gembira karena sebentar lagi aku bisa bertemu ayah dan resah apa yang akan aku lakukan jika aku bertemu ayah. Jam dinding menunjukkan pukul 9 malam, dan akupun pamit untuk istirahat pada ibu. Tak lupa ku kecup kening ibu dan mengucap salam selamat malam pada beliau.

Kucoba rebahkan tubuhku di atas kasur sambil mendengarkan radio. Tetapi aku mendengar suara ibu mengobrol di telpon. Entah dengan siapa aku tak tahu. Aku mencoba mencuri dengar obrolan itu dan ternyata obrolan itu tentang diriku. Sayup2 terdengar ibu membicarakan niatku untuk menemui ayah. Dan setelah ku dengar dengan seksama ternyata ibu menelpon saudara kami yang ada di palembang. Dia mengabarkan kalau aku akan ke palembang. Dan tiba-tiba aku teringat pada kakakku di palembang. Sebenarnya ia adalah anak dr pak’uwoku. Kakak sepupu ibu. Aku mengambil hpku dan mencoba menghubunginya untuk memastikan apakah nomornya masih aktif. Nama kakakku itu nabila. Aku coba memulai kembali silaturahim yang sempat terputus beberapa waktu.

Fandi : assalammualikum, kk..

Nabila : wa’alaikum salam... fandi, gmn kbrnya?

Fandi : alhmdllh baik kk, gimana kbr keluarga di sana?

Nabila : alhmdllh kita sekeluarga di palembang sehat wa’afiat, gmn kbr ibu?

Fandi : ibu sehat kk..

Nabila : ada kabar apa nih?

Fandi : fandi mau kepalembang kk..

Nabila : oya, kapan fan..., udh liburan ya..

Fandi : klo libur sih belum kk, tp di sekolah gak ada kegiatan Cuma main2 sambil nunggu pembagian rapor dan entah mengapa pengen aja main ke palembang

Nabila : oya, main aja ke sini, ntr kita jalan2.. sama ibu ke palembangnya?

Fandi : enggak kak, fandi sendirian ke palembang..

Nadia : berani ya?

Fandi : berani donk kk, masak gk berani...

Nabila : kapan rencananya mau kepalembang?

Fandi : mungkin lusa kk naik travel

Nabila : oya, kk tunggu loh di palembang

Fandi : iya, makasih kk...

Nabila : salam buat ibu ya....

Fandi : ya kk, salam juga buat keluarga di palembang ya..wss

Dan perbincangan kami pun berhenti dan rasanya malam ini aku begitu senang dan aku tertidur dengan nyenyak. Aku membayangkan diriku ada di palembang J.

Pagi yang indah

Wooooaaaaaaaaaaaaaa..............badanku mengeliat bangun di pagi ini, nyenyak sekali tidurku tadi malam sampai2 sholat subuhku kesiangan. Dan ketika bangun ku rasakan sinar matahari telah memenuhi ruang di kamarku. Dalam hatiku kuberucap, selamat pagi semua... semoga hari ini akan menjadi hari yang lebih baik, amien..

Aku beranjak dari tempat tidur dan melakukan aktifitas seperti biasanya dan dengan semangat baru. Berjalan ku menuju kamar mandi melewati dapur dan seperti biasa aku melihat ibu menyiapkan sarapan pagi.

Fandi : pagi bu...

Ibu : pagi fandi

Ibu : nyenyak tidurnya semalam?

Fandi : nyenyak bu, dan mimpi indah banget

Ibu : mimpi apa?

Fandi : mimpi ke palembang bu..

Ibu : hmmm, begitu ya... semoga mimpimu cepat menjadi nyata ya..

Fandi : amin bu...

Ibu : cuci muka (perintah ibu)

Fandi : ya bu...

Senyum tulus sang bunda mengembang melihat anaknya begitu senang di pagi ini, tidak seperti hari-hari kemarin yang penuh dengan tanda tanya. Dan sang bunda pun kini merasa lega dan segala sesak yang pernah dia rasakan . setelah selesai cuci muka dan sikat gigi aku menghampiri ibu yang masih sibuk di dapur...

Fandi : masak apa bu?

Ibu : mie goreng dan telur ceplok

Fandi : hmmmm, yummy... sepertinya enak nih bu..

Ibu : ya donk,, siapa yang masak (ibu tersenyum)

Fandi : ya ibu fandi yang paling cantik donk yg masak (jawabku), dan masakan ibu masakan yg paling enak sedunia

Fandi : laper bu....

Ibu : ya sayang, bentar lagi ya....

Fandi : hehehe.....

Jam di dinding menunjukkan jam 8 pagi. Hari ini tidak seperti biasanya, biasanya aku dan ibu sarapan jam 7 pagi tapi karena kegiatan di sekolah hanya kumpul2 bersama temen sambil menunggu pembagian hasil ujian, aku putuskan untuk bersantai di rumah atau membantu ibu di toko. Dan pagi ini ibu memberi kejutan padaku.

Ibu : fandi, tadi malam ibu telah menelpon pa’uwo mu di palembang

Ibu : ibu bilang kamu akan ke palembang,

Fandi : benar ibu?

Ibu : (hanya anggukan kepala yang mengisyratkan semua itu)

Ibu : jadi, ibu putuskan nanti siang kita cari tiket untuk kamu berangkat

Fandi : asyik... (spontanitas aku melonjat dr tempat duduk)

Ibu : (beliau hanya tersenyum melihat kegembiranku)

Fandi : jadi, besok fandi ke palembang ya bu...

Ibu : iya, nanti siang kamu ke toko ibu, kita cari tiket sama-sama ya...

Fandi : baik bos.., hehehehe,.....akhirnya fandi akan ketemu ayah...

Hari ini aku benar-benar bahagia, akhirnya aku akan bertemu dengan ayah….

Ibu : sekarang habis kan makanny, jangan senyum2 sendiri…(tegur ibu)

Fandi : ya bu….

Setelah selesai sarapan ibu pamit padaku, seperti biasa ibu berangkat ke toko. Jangan lupa nanti siang ke toko ya (pesan ibu), kita cari tiket untuk kamu berangkat besok. Baik bu (jawabku). Selesai sarapan aku bergegas mandi dan bersih2 dan ku sempatkan untuk sholat dhuha. Dalam sholat ku mengucap syukur atas segala nikmat yang telah di berikan padaku. Terima kasih Ya..Rabb, terima kasih untuk semuanya dan terima kasih kau telah membuka hati ibu ku, dan membuat beliau tetap tegar menghadapi semua ini. Aku menyayanginya Tuhan dan aku ingin melakukan yang terbaik untuk selalu membahagiakannya.

Jam menunjukkan pukul 1 siang, sehabis sholat dzuhur dan makan siang aku bersiap-siap untuk menjemput ibu di toko, sesuai janji kita sebelum ibu berangkat, bahwa ibu akan menemaniku mencari tiket. Aku mengendarai motor menuju toko ibu dan sesampainya disana ternyata ibu telah menungguku. Ku parkirkan motorku dan berjalan menuju toko ibu. Ayo bu, kita berangkat sekarang (sapaku). Ya..ayo, ibu sudah siap dari tadi.

Kira-kira 15 menit dari toko ibu, kami telah sampai di agen travel. Kuparkirkan motor dan ibu masuk kedalam kantor agen untuk mencari informasi, dan selesai kuparkirkan motor aku menyusul ibu masuk ke dalam kantor agen.

Agen : siang bu…, ada yg bisa kami bantu

Ibu : siang mbak, kami mau cari tiket untuk ke Palembang

Agen : kapan?

Ibu : kalau besok ada tidak mbak?

Agen : sebentar ya bu, kita cek dulu

Ibu : ya…

Agen : ada bu, kira2 berangkatnya jam 1 siang

Ibu : oke, saya pesan satu tiket ke Palembang untuk besok

Agen : atas nama siapa bu?

Ibu : Muhammad Fandi

Agen : baik ibu, ini tiket atas nama Muhammad fandi , ½ jam sebelum keberangkat sudah ada di agen (penjelasa agen)

Ibu : terima kasih mbak (ibu pun mengambil tiket yang diberikan kepadanya)

Dan kami pun keluar dari kantor agen travel tersebut dan menuju parkiran motor. Diselang perjalanan ibu pun bertanya padaku..

Ibu : bagaimana perasaanmu saat ini nak?

Fandi : perasaan apa bu?

Ibu : perasaan akan bertemu dengan ayahmu?

Fandi : entahlah bu, aku hanya berharap ini akan menjadi perjalanan menyenangkan bertemu dengan ayah yang tidak pernah kukenal sebelum, doakan semuanya baik2 ya bu..

Ibu : amin, ibu selalu berdoa yang terbaik untukmu anakku

Fandi : makasih bu

Malam Hening

Malam itu, aku mempersiapkan semua keperluanku untuk liburan. Kusiapkan tas ranselku dan memasukkan satu persatu baju yang telah kupilih. Disaat aku sibuk mempersipkan semua. Tiba2 ibu mengetuk pintu kamarku dan aku terkejut…

Fandi : eh, ibu…..

Ibu : lagi beres –beres ya?..

Fandi : iya bu…..

Ibu : wah, rasanya rumah ini akan sepi gak ada kamu nak, ibu akan sangat merindukanmu

Fandi : fandikan hanya pergi sebentar bu

Ibu : ya nak, ibu tahu….

Fandi : doakan fandi ya bu, semoga ayah mau nerima fandi

Ibu : ya nak…, ya udah kamu lanjutkan beres2nya ya…., ibu mau istirahat

Fandi : ya bu…, sebentar lagi fandi juga mau istirahat

Ibupun mencium keningku dan mengucapkan selamat malam. Dan setelah selesai mempersiapkan semuanya, akupun istirahat. Kucoba rebahkan tubuhku dan memejamkan mataku dan terlelap dalam mimpi.

Jam 02.00 dini hari aku tersentak dan terjaga dari tidurku. Sayup2 kudengar alunan ayat-ayat suci al-qur’an. Tenang rasanya hatiku dan tanpa kurasa ada bulir-bulir bening yang jatuh perlahan membasahi pipiku. Dan hatiku tergerak untuk mengerjakan sholat malam. Ku beranjak dari tempat tidur dan keluar menuju kamar mandi. Dan langkahku terhenti saat aku melewati kamar ibu. Ku dengar beliau menangis, menangis dalam renungan malam. Ku dengar namaku disebut dalam renungan doa. Tak terasa bulir-bulir air matapun menetes perlahan. Dalam hati akupun bejanji akan membahagiakan ibu… , izinkan aku membahagiakannya TUHAN…, amin. Dan akupun bergegas menuju kamar main, mengambil wudhu dan menunaikan sholat malam. Hening malam ini membuatku terpekur dalam sunyi dan damai bersama-Nya. Kulantunkan asma2 suci milik-Nya. Mencoba mendekatkan diri pada-Nya, berkeluh kesah pada-Nya, memanjatkan doa pada-Nya. “TUHAN….., izinkan aku membahagiakan ibuku dimasa tuanya, jadikan aku anak yang bisa membahagiakannya, menjadi pelipur laranya, jadi penghapus sedihnya, dan selalu memberi warna-warni indah dalam hidupnya, amin. Setelah sholat tahajud aku tidak langsung kembali ketempat tidur, karena saat kulihat jam di dinding hamper mendekat waktu adzan subuh, maka ku putuskan untuk menunggu adzan subuh dan melaksanakan sholat subuh. Tepat jam 5 adzan subuh berkumandang. Maka segeralah ku sholat subuh. Sesaat ku akan sholat ibu mengetuk kamarku dan membangunkan ku, mungkin ibu berfikir aku masih tidur.

Ibu : nak,… bangun… dah subuh, sholat subuh..

Fandi : ya bu (sambil berjalan menuju pintu)

Fandi : kita sholat berjamah bu… (pintaku pada ibu)

Ibu : baiklah….. (senyum ibu yg selalu membuatku tenang)

Dan kamipun sholat subuh berjamah. Setelah selesai sholat ku cium tangan orang yang telah membesarkanku tanpa kenal lelah walaupun seorang diri. Dia telah menjadi ibu sekaligus ayah bagiku. Tak terasa air mataku kembali jatuh membasahi tangannya. “ ibu… maafkan atas segala khilaf ananda, yang mungkin tanpa ananda sadari telah melukai hati ibu atau mungkin membuat ibu meneteskan air mata, doakan anakmu ini selalu ya.. bu, agar bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, menjadi penuntunmu disaat kau lelah, menjadi tongkatmu saat kau butuh tuk mengiringi langkahmu….”. dan ibupun membalasku dengan mengecup keningku, segala doaku untuk yang terbaik bagi hidupmu selalu terlantun dalam sujudku wahai anakku. Karena aku hanya memilikimu dan aku menyanyangimu dengan seluruh hidupku. Semoga hidup mu kelak akan lebih baik dariku, dan semoga semua harapan dan cita-citamu tercapai.. (dan kami berduapun mengaminin doanya).

Perlahan namun pasti sinar mentari pagi masuk kesela-sela ruangan kamarku. Kulipat sajadah ku dan meletakkan peciku dimeja belajarku setelah selesai sholat subuh. Dan ibupun meninggalkan kamarku. Pagi ini benar-benar terasa beda bagiku. ada senyum yang tak mampu kusembunyikan dari hatiku. Hari ini aku akan melakukan perjalan yang panjang tp menyenangkan. Aku akan bertemu dengan ayahku. Walaupun terbesit ragu, akankah dia menerimaku.

Perjalananku

Jam 12.30 aku bersama ibu berangkat menuju travel TOP . Sesampai disana semuanya telah berkumpul dan aku melapor ke bagian tiket untuk register. Setelah selesai semua jam 12.45, semua penumpang diharap berkumpul karena sebentar lagi bis akan berangkat. Aku mempersiapkan barang-barangku dan menaikan ke bis. Setelah semuanya siap, aku berpamitan dengan ibu. Aku kecup kembali tangannya, memohon doa restu semoga perjalananku lancar dan aku sampai di tujuan dengan selamat. Ada pesan ibu yang selalu ku ingat. “Baik-baik di negeri orang, berlakulah yang baik, jangan lupa sholat dan kabarin ibu jika sudah sampai, salam buat semua keluarga disana”. Semoga semua akan baik-baik ya nak. Amin bu…..

Para penumpang jurusan Palembang diharapkan naik ke mobil, (teriak sopir). Sekali lagi aku berpamitan dan tiba2 bulir air mata jatuh perlahan membasahi pipi ibu, ku peluk erat tubuh orang yang sangat kusayangi. Kubisikan “ semua akan baik2 ibu, ibu jangan mengkhawatirkanku, jaga diri ibu baik2 ya.. Fandi saying ibu”. Selain ibu, sahabatku juga ikut mengantarku walaupun ia dating hampir di detik-detik keberangkatanku. Dan aku mengenggam tangannya layaknya genggaman seorang sahabat dan pelukan sahabat “ titip ibu ya kawan…”(pesanku”. “Tenang kawan, kau bisa mengandalkanku, semoga kerinduanmu akan kasih sayang ayah akan kau temukan disana”.

Setelah kurasa cukup untuk mengucapkan selamat tinggal, aku bergegas masuk ke mobil dan mencari bangku tempat dudukku. Kurebahkan tubuhku di kursi ini, mencoba untuk tenang dan sedikit melirik ke balik jendela, melihat sang ibu dan sahabatku yang melepas kepergianku. Lambaian tangan mereka mengiringi kepergianku meninggalkan kota ini untuk sementara waktu.


Rabu, 23 Juni 2010

Tangisku Pecah Dikeheningan Malam by resy

Tangisku pecah dikeheningan malam
Ingin ku tahan tapi tak mampu kutahan
Tangisku pecah di kesunyian ini
Diatas hamparan sajadah ini
Terpekur sendiri dalam sunyi bersama-Mu….
Entah apa yang berkecamuk dalam hatiku kini
Ada kemarahan yang sangat ingin kurangkaikan
Ada kemarahan yang ingin kuceritakan pada-Mu
Ada kesedihan yang teramat dalam hatiku
Maafkan aku, karena aku hanya hamba-Mu
Dengan segala keterbatasan…
Maafkan aku jika dalam sujudku terlintas amarah
Maafkan aku jika dalam zikirku terbesit keluh dan peluh
Karena aku berada dalam segala keterbatasan….

Minggu, 20 Juni 2010

Aku...



inilah aku...

Terima Kasih Tapi Maaf by resy

Kuhargai kejujuranmu kawan
Tuk rasa yang tulus yang kau coba berikan
Tapi maaf, ku tak mampu membalas rasa yang sama
Karena ini tak seharusnya terjadi
Ada dinding yang menghalangi rasa ini
Ada hati yang tak mampu tuk ku sakiti
Karena hati itu sama seperti hatiku
Yang tak ingin tersakiti dan tak ingin menyakiti

Terima kasih kau menyayangiku
Terima kasih kau merindukanku
Terima kasih kau memimpikanku
Tapi maaf, rasa yang ku punya
Tak mampu membalas rasamu
Sayang yang ku punya tak sama dengan sayangmu
Rindu yang ku punya tak sama dengan rindumu
Mimpi yang ku alami bukan tentangmu
Karena ku tak berhak atas mu

Ada hati yang lebih tulus untukmu
Dan itu bukan aku
Ada hati yang selalu menantimu tuk pulang
Tapi itu bukan aku
Ada sebuah senyuman yang selalu ingin dia berikan untukmu
Tapi itu bukan aku….
Aku tak berhak atas hatimu
Aku tak berhak atas rindumu
Dan aku tak berhak atas mimpimu

Dia yang telah menemanimu
Dia yang telah menantimu
Dia yang telah ikhlas memberi dan menerimamu
Dia yang lebih berhak atas mu kawan….
Dia yang selalu ingin membahagiakanmu
Dia yang selalu ingin menjadikan kau raja di hatinya
Dia yang selalu menghadirkan dirimu dalam mimpi2nya
Dia yang selalu setia menantimu dalam resah dan gelisah
Menanti seorang yang telah menjadi bagian hidupnya
Dan itu bukan aku….

Terima kasih tapi maaf.....

Pesona Gadis Kecil


Gadis mungil yang lucu
Lenggak-lenggoknya menarik hatiku
Membuatku tersenyum melihatnya
Meredakan sedikit penat yang kurasa di siang ini
Membuat hatiku tenang melihatmu

Gadis kecil itu menggodaku
Sapanya mendamaikan hatiku
Tawanya, celotehnya menggemaskan
Mengusikku tuk terus bermain dengannya
Gadis mungil yang lucu
Gadis mungil itu menari dan menari
Menikmati nyanyian hatinya
Melihat sekitarnya dengan gembira
Bermain dan bermain
Lepas tanpa peluh di rautnya

Menari dan teruslah menari gadis kecil
Bernyanyi dan teruslah bernyanyi
Bernanyi bersama suara angin yang mengiringi
Celoteh-celotehmu nan lucu
Pesonamu mendamaikan ruang hampa ini
Menenangkan jiwa-jiwa yang gersang
Dengan senyummu…


NB : puisi ini terinspirasi oleh seorang gadis kecil yg manis

Sabtu, 23 Mei 2009

Doaku Tuk Dia

Dalam sujudku ku panjatkan doa
Dalam doaku ada tangis tak terdera
Dalam doaku ada harapan tuk
Sebuah hati yang telah mengetuk hatiku

Kadang ku ingin bertanya
Adakah hati itu juga hatiku
Adakah rasa ini juga sama
Dengan rasa yang ada padanya
Atau hanya aku yang bermain
Dalam permainan hati ini

Sadarkah dia bahwa pintu yang lama tertutup
Telah terbuka karena hadirnya
Tahukah ia tentang semua ini

Tuhan….
Berikan aku sebuah jawaban pasti
Tuk rasa ini, tuk hati ini…
Berikan sebuah jawaban pasti
Atas doa yang terangkai dalam tangisku
Dalam setiap sujudku pd-Mu
Hinggga ku tahu pasti kemana hati ini
Kan berlabuh dan bermuara……

Selasa, 12 Mei 2009

HATIKU

Hatiku kembali terusik olehnya
Dia yang tiba2 hadir dlm hidupku
Memberikan warna yang berbeda
Dlm setiap hari2ku yg kulalui bersama

Tak ada kata yang terucap
Tentang rasa yang ada di antara kami
Hanya ada cerita yang terangkai
Dalam kebersamaanku dengannya
Tak ada yg berani tuk ungkapkan rasa yang ada
Yang kami tahu rasa itu indah
Tak ada pengungkapan kan maksud hati
Diantara ku dan dia
Semua mengalir seperti air


Ku resah tanpanya
Hariku sepi tanpa canda tawanya
Rasa apa ini sesungguhnya
Kusendiri tak tahu, rasa sesungguhnya
Atau hanya rasa sesaat yg kan berlalu
Saat indah bersamanya
Menjadi sebuah cerita bagiku n dia

Tanpa kata yg terucap dengan jelas
Hanya hati kami yang tahu
Rasa ini, kebersamaan ini indah
Tuhan….
Jadikan kebersamaan ini bukan hanya
Kebersamaan sesaat yang kan berlalu
Dengan cepat…
Jadikan kebersamaan ini
Sebagai kebersamaan tuk kami
Memiliki satu sama lain
Jadikan kebersamaan ini
Tuk kami saling berbagi dalam segala rasa
Jadikan kebersamaan ini
Hanya kebersamaan tuk dekat dengan-Mu

Selasa, 24 Februari 2009

cerpenku

Hidupku

Aku dilahirkan dalam keluarga yg hebat. Kupunya orangtua yg hebat, yang telah mengajarkan banyak hal dalam hidupku. Ku punya seorang ibu yg begitu hebat dalam menjalani hidupnya, begitu sabar n lembut. Membuat ku begitu sayang padanya. Dan seorang papa yg baik. Oya, kenalan dulu deh. Namaku resy, lengkapnya Resy Melinda. Aku anak ke 3 dari 5 bersaudara. Satu2nya cewek selain mamaku. Katanya sih dimanja karena cewek sendiri. Tp pada kenyataaannya biasa aja, gak ada istilah anak istimewa dalam klrgku. Semua diperlakukan sama, apalagi aku bukannya dimanja tp malah didik paling keras. Ya kata mereka sih biar aku bisa mandiri n tidak tergantung ma org lain. Ya…, ada bnrnya juga sih. Walaupun begitu, aku bahagia kok dengan kehidupan yag udh Allah Swt brkn ke aku. I’, very happy (kykny lagu opik andaresta, he…).

Selain klrg yg hebat aku juga punya temen2 n sahabat yg hebat lo. Temen yg selalu ada disaat aku merasa sedih, senang n segala rasa yg dialami orang hidup donk. Oya, aku punya satu temen yg dari dulu sampe skrg persahabatan kita tetap terjalin. Walaupun hujan badai menghadang (lagu bgt ya…). Knl yuk ma sahabat ku, nama ti2n, lengkapnya agustini. Kita bertemen dr SMU kls 2. Dan alhmdlh sampe saat ini n insyllh sampe nanti akan tetap menjadi sahabat (doain ya…). Ya walaupun terkadang kita juga sering brantem n berdebat argument tp itulah bumbunya. Klo gk ada itu semua, gak seru rasanya (he…he..). Ada satu lagi temenku namanya Nopi, lengkapnya Nopi yusmita, orangnya narzis bgt lo… Tp wajar sih klo dia narzis, mang dia pantes bt itu semua. Dia punya segala hal yg gk semua org punya, tp satu hal yg gak aku suka dari dia. Gk bisa konsisten n tepat janji. Tuh yg terkadang bikin aku bt bgt ma yg namanya Nopi. Tp itulah manusia, n bagaimanapun dia tetap temenku. Yg paling deket ma aku sih ti2n. kita sering menghabiskan waktu brsama. N kita sama2 tahu saat dimana kita saling membutuhkan satu sama lain. Buat ku dia adalah org yg hebat dalam menjalani hidupnya. Banyak hal yg bisa membuatku bljr bgmn menghadapi hidup. Dia tetap tersenyum walaupun terkadang dia tak bisa tersenyum. Orang gk pernah th akan apa yg dia alami, nth itu senang atau susah. Dia bisa menutupi semuanya, tp tdk padaku. Seperti apapun dia tu2pin aku bisa melihat semuanya (kyk mama Lauren ya… he…he…). Itulah temenku. Mrk telah jd bagian dr perjalanan hidupku.

Udh knl dgn klrg n temen2ku kan. Y itu sedikit cerita tntg mereka yg telah menjadi bagian dr hidupku. Orang2 hebat yg pernah aku knl n ada dlm hidupku. Bersama mereka aku bljr ttg hidup. Bgmn menjalani hidup dgn apa adanya.

Sekarang kita cerita ttgku yuk. Eh.. bukannnya mau di ekspos lo. Tp lebih baik cerita diri sendiri drpd cerita ttg orang lain. Ntr kan dosa (he…he…). Cerita ini juga kubuat sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas segala hal yg udah dia berikan pada hidupku. Sebuah kehidupan yg luar..biasa..menakjubkan. ya tentunya buatku. Banyak hal yg telah aku lalui dalam perjalanan hidupku. Ada crita sedih, ada senang, dan segala rasa deh. Kyk permen ya.. (he,,,,he,,,,) tp itulah hidupku. Aku bahagia..dengan hidupku.

Walaupun dulu aku pernah protes ma Allah SWT atas hidupku (mohon maaf kan aku ya Allah SWT atas khilafku). Tp sekarang aku mulai mengerti mengapa aku diperlakukan seperti ini. Ternyata Allah SWT begitu sayang padaku. N bukan itu aja sih. Banyak hal yg bisa membuat ku mengerti n belajar mengapa seperti ini. Ternyata kehidupan yg telah Dia berikan begitu indah. Dan aku pun dikelilingi dengan orang2 yg hebat. Terimakasih Ya.. Allah Swt tuk segalanya.

Aku bahagia dengan hidupku, walaupun terkdang banyak yg heran bagaimana aku bisa enjoy n bahagia dengan hidupu. Tp, itulah aku. Aku menikmati hidupku dengan segala yg ada n apa adanya. Bagai air yg mengalir. Yg aku bingung knp mereka yg harus bingung ya??? Toh aku ngak mengusik atau merepotkan mereka. I’m verry happy (katanya opik andaresta looo). Apakah karena aku masih sendiri n menikmati kesendirianku, sedangkan temen2ku yg seumuran dengaku dh mempunyai pasangan masing2. Tp, knp hrs mereka yg repot ya. Toh orang tua juga masing aman2 aja tuh. N aku merasa masih banyak hal yg belum ku raih. N satu lagi nih yg penting, aku blm ktmu ma pangeran berkuda putih (he,,,he,,,) masih ada gak ya pangeran berkudah putih atau berjubah putih nih… (he…he…). Dan aku merasa nyaman dengan kesendirianku. N aku gak pernah merasa sepi, aku masih punya org2 yg selalu bisa membuatku bahagia. Ku punya ortu yg sayang n perhatian n temen2 yg selalu ada buat berbagi. I’m single I’m verry happy. Dan inilah hidupku. Jujur sih, dalam hati terkadang aku ingin seperti mereka. Punya pasangan tempat berbagi. Tp jika Allah SWT memang blm mempertemukan aku dengan pasangan jiwaku, apa yg harus ku perbuat. Ini masalah hati sobat, sangat halus n dalam (duh…puitis bgt ya….). Tapi, aku percaya kok Allah SWT akan memprtemukan ku dengan seseorang di waktu yg tepat dan dengan cara yg indah (cieeeee,cieeeee dalem bgt ya..) amiieen. Karena kita diciptakan berpasang-pasangan.